Rabu, 25 November 2015

Sekali lagi, Selamat Hari Guru Nasional

Selamat Hari Guru Nasional bagi seluruh guru Indonesia. Guru adalah seseorang berhati mulia, mengajar yang belum diketahui, mengajak yang belum terjamah, dan mendidik yang belum terdidik. Karena guru bukan hanya mereka yang mengajar didepan kelas, tapi mereka yang bisa memberikan pelajaran, termasuk pelajaran hidup. Teruslah belajar dan mengajar, karena pemimpin saat ini tidak akan jadi seorang pemimpin tanpa adanya seorang guru. 

Sekali lagi, Selamat Hari Guru Nasional 2015. 
Salam dari mahasiswa yang sedang menimbah ilmu yang kelak akan berbagi ilmu.

Selasa, 24 November 2015

Selamat Hari Guru 2015

Dulu, guru menghukum anaknya dengan berdiri didepan kelas dan mengangkat satu kaki. Lelah, malu, tak jarang ada juga yang diberi pelajaran dengan sekedar memukul supaya tidak mengulanginya lagi.

Namun seiring bergeraknya arus pola pikir yang mulai beranjak dari tempatnya, dan ditambah dengan statement tentang kemanusiaan seperti anti-bullying ternyata membuat perubahan cukup signifikan dalam cara mendidik siswa.

Saat ini, guru tidak boleh menghukum anaknya dengan fisik. Bahkan belakangan ini muncul tentang kekerasan verbal dan non verbal. Yang artinya, baik kekerasan fisik maupun secara "ucapan" tidak diizinkan lagi.

Bahkan, guru lebih ditekankan untuk tidak menjatuhkan secara mental, namun membangun semangat dan motivasi peserta didik untuk belajar.

Secara teori, peraturan ini adalah sebuah revolusi bagi siswa. Tak hanya orang tua, komunitas anti kekerasan dan perlindungan anakpun menyambut meriah keputusan ini.

Namun, tidakkah kita menyadari efeknya?

Hal yang paling kentara adalah hilangnya sikap sopan santun, respect antara siswa dan guru. Tidak jarang kita melihat justru seorang siswa berani membentak, membangkang, bahkan tidak menghormatinya sebagaimana mestinya.

Justru hal ini mulai berbalik antara siapa yang membutuhkan. Jika dulu siswa butuh guru, saat ini guru yang butuh siswa. Terkesan guru yang bekerja untuk siswa. Sedangkan pihak siswa sendiri? Bodo amat katanya.

Tak hanya itu, saat ini banyak siswa yang jadi benci gurunya. Karena dia mencontek saat ulangan, lalu dikeluarkan dari ujian, eh malah gurunya dimaki-maki diluar. Di medsos, dia memaki2 guru tsb.

Bahkan orang tuapun mendukung. Mungkin karena terlalu mencintai putra/putrinya, sehingga apa yang dikatakan anaknya selalu dianggap benar. Sudah didaftarkan di tempat bimbel ternama, pulang jam 8 malam, eh nilainya masih C+.

Anehnya, kebanyakan orang tua siswa akan menyalahkan gurunya. Mempertanyakan mengapa dia memberi nilai C+. Padahal, anaknya memang yang tidak peduli. Ketika gurunya membuka sesi remedial, si anak justru malah main ke mall.

Karena sering dimanja oleh orang tua seperti dikasih fasilitas mobil (padahal belum punya sim), diperbolehkan pulang jam 2 pagi, dan lainnya. Si anak justru semakin membangkang. Dimulai dari merokok dan akhirnya ketagihan ngefly. Dimulai dari pacaran dan clubbing setiap malam, dan akhirnya hamil diluar nikah. [Line:@teenagerpost]

Yang pada akhirnya sang orang tua menyalahkan pihak sekolah dan sistem pendidikan yang ada. Karena mereka terlalu sibuk untuk mendidik anaknya. Ujung-ujungnya? Si orang tua akan menuntut pihak sekolah agar memberikan pendidikan moral kepada peserta didik.

Fenomena ini terus terjadi dan mengakibatkan tidak adanya respect antar manusia. Jangankan yang lebih tua, sesama usia saja saat ini generasi kita terlalu banyak memcaci, mencaci di medsos. Hal ini menjadikan manusia menjadi individualis.

Sistem pendidikan kita memacu siswa untuk individualistis dan apatis. Seharusnya, pendidikan seperti pelajaran yang diberikan guru dengan menghukum secara fisik tidak seharusnya dihapus secara total. Namun lebih dibatasi dan diukur takarannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap anak didik nantinya.

Selain itu, yang perlu ditekankan seharusnya bukan melulu akademik, tapi moral. Indonesia tidak kehabisan orang pintar dan cerdas. Namun indonesia minim orang bermoral. Itulah sebabnya banyak orang cerdas di negeri ini. Namun serakah untuk dirinya sendiri.

Saya yakin, yang menjadikan bangsa ini maju adalah siapa yang dengan tulus dan ikhlas akan membangun negeri ini. Pelajaran budi pekerti seperti itu harusnya jadi materi pokok dalam sistem pendidikan kita. Setidaknya dengan adanya orang bermoral di negeri ini, kasus korupsi akan sedikit teratasi.

Salam!

Copied by: @prestigeholics (line)

Senin, 23 November 2015

Throwback 4 : How my shs started

Yippieeee, i was graduated and will be a senior high schooler soon. Yes i will enter the most favorite school on MUBA and the 2nd on SUMSEL.

We pass the mocadik and hmm whats called, its like semi army practice that controlled by army and senior.
But at the end. We just had fun.

Jumat, 20 November 2015

Throwback 3 : Graduation












YES, I GRADUATED. WELCOME ME WARM SMANDA :)

Keputusan terbesarku

Memakai jilbab.
Ya, keputusan terbesar ku semasa smp adalah optimis mengenakan jilbab.
Sebenarnya aku sudah memendam perasaan ingin mengenakan jilbab, tapi aku sudah membulatkan keputusanku, ya masuk sma aku harus memakai jilbab.

Tapi Tuhan berkata lain..
Di penghujung Januari/Februari, aku dengan mantap untuk mengenakan jilbab.

Awalnya aku berniat semasa sma memakai jilbab, kenapa? karena aku ingin menghabiskan sisa satu semester ku di smp dengan menjadi diri ku sendiri, ingin ganti model rambut lah, apalah. Karena juga saat itu, sejujurnya, aku bingung, orang yang berjilbab tidak bisa bergaya, kaku, dan aku tentunya tidak bisa lagi memakai celana pendek, baju pendek, dan mini dress ku lagi. Oh ya, dan juga tentunya aku tidak bisa lagi berganti gaya rambut dan menunjukkannya di depan umum.

Tetapi yang diharapkan berbeda dengan kenyataan, melihat riska di hari senin telah mantap memakai jilbab, aku pun langsung ngebet mau memakai jilbab juga, "Ca, kamu cantik banget". Entah kenapa aku langsung melihat riska yang baru memaki jilbab membawa aura tersendiri, jadi sepanjang tujuh hari itu aku terus berkata, "Ca aku pengen ca".

Dan akhirnya minggu pagi, aku sedang bermain dengan laptop ku sambil mengedit foto-foto deshky(genk ku di SMP), entah kenapa aku searching juga di internet tentang wanita berjilbab yang engga kaku, dan setelah browsing sekian lama, aku pun menemukan merchant-daughter nya dian pelangi. Seketika semua postingan dian pelangi aku lihat dan aku langsung jatuh cinta. "Wah ini ni jawaban atas semua kebingungan ku, orang berjilbab pun bisa modis". Aku pun bermain didepan laptop dari pagi sampai menjelan siang.

Siangnya aku berbicara dengan ibuku kalau aku mau memakai jilbab, ibuku berkata, "yakin? ngga bakal lepas lagi? tapi tanggung sebentar lagi kamu tamat smp nak, kenapa ngga sma saja?". aku langsung menjawab mantap, "ya bu, ini udah mantap".
....
Sorenya aku main kerumah nadya temanku, dan nadya mengajakku main ke tempat tami. Di rumah tami lah aku mengutarakan niat ku untuk mengenakan jilbab. mereka berkata, "yakin aw? ga nanggung? serius? kenapa ngga sma aja?", "Ini udah mantap," tekatku. "Yok temanin ke tempat senior buat minjam baju sekolah yang lengan panjang, akhirnya kami pun datang ke rumah yuk ici, dan yuk ici meminjamkan pakaian lamanya.
..
Besok pagi..
Jujur, besok paginya aku yang sudah mengenakan baju jas yang lengan panjang ada niat buat melepasnya dan mengganti dengan seragama pendek lamaku, tapi aku berpikir, kalau tidak sekarang, kapan lagi?".
Bismillahirrohmannirrohim ya Allah.
Dan sejak itulah aku resmi mengenakan jilbab.

Jujur saja, kala itu, awal 2012, jilbab masih pure-jilbab, belum semodis sekarang. dan perlu diketahui aku tidak mempersiaplan baju, celana, jilbab, manset dan semua keperluan seorang wanita berjilbab. Awalnya semua perlengkapan itu aku pinjam punya ibuku, dan lambat laun semua perlengkapan itu aku lengkapi dengan sendirinya.

Dan inilah aku sekarang, Siti Aulia Mahmudah
Idul Fitri 2011

Throwback 3 : JHS-9




















Throwback 3 : JHS-8